Kamis, 31 Maret 2016

[Review] Memutar Ulang Waktu

0

Judul : Memutar Ulang Waktu
Pengarang : Gabrielle Chandra
Tahun Terbit : Cetakan I, 2015
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 200 hal
Kategori : Young Adult, Romance,
Harga : Rp. 48.000,-
ISBN : 978-602-03-1533-1
Rating : 3/5

            Shella Marciana Nugroho merasa banyak sekali kesalahan masa lalu yang sudah diperbuatnya. Sehingga rasa-rasanya dia ingin bisa memutar ulang waktu memperbaiki segala hal yang menurutnya salah. Shella selalu punya pikiran seandainya di masa remaja dia bisa lebih sering bergaul saat ini dia akan bisa memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekadar menjadi seorang pegawai bank swasta.
            Shella memang terkesan tidak mensyukuri semua yang sudah didapatkannya. Seperti pacar yang setia, orangtua yang selalu memberi perhatian penuh, tapi sayangnya Shella masih selalu merasa kurang. Hingga Shella diberi kesempatan untuk bisa kembali ke masa lalu. Tekad Shella sudah bulat, dia akan memperbaiki semua kesalahan-kesalahan hidupnya.



*********

            “... Manusia memang pandai menuntut untuk memiliki “lebih”. Banyak pula yang menyalahkan pilihan mereka dalam mengambil keputusan pada masa lalu yang berdampak buruk pada masa depan, yang mereka jalani saat ini. Khayalan mustahil terhadap keberadaan mesin waktu untuk memutar ulang kehidupan hinggap di pikiran sejumlah orang. Alangkah bahagianya jika diberi kesempatan mengulang masa lalu dan mengubah jalinan takdir ....”

            Dari judulnya saja saya sudah sangat tertarik untuk membaca novel ini. Tema time mechine adalah tema yang tidak akan pernah menjadi tema yang membosankan di kamus saya. Dan hey, siapa juga yang tidak pernah berkhayal bisa untuk pergi ke masa lalu? Saya pun selalu punya pikiran seperti Shella seandainya bisa memperbaiki segala kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan di masa lalu.
            Shella gadis cantik berusia 24 tahun bekerja sebagai pegawai bank. Shella terlihat cukup mapan sebagai gadis di usianya. Namun, Shella mulai bertanya-tanya apakah dia akan menjadi lebih baik seandainya di masa lalu dia tidak menjadi remaja yang kuper dan kutu buku? Apakah dia akan menjadi gadis popular seandainya dulu dia mau berdandan? Dan, apakah ayahnya tidak akan menjadi pengangguran seandainya mau menerima ajakan bekerja di Kalimantan? Dan, benarkah Jonathan adalah lelaki terbaik untuk Shella? Dimulailah perntanyaan-pertanyaan itu berkecamuk di kepala Shella. Shella merasa perlu perubahan agar kehidupannya lebih baik. Pertemuannya dengan seorang Bapak Tua aneh pun semakin membuat Shella bersemangat ketika dia diberi kesempatan untuk mengubah masa lalu. Shella bisa pergi ke kehidupannya saat SMP! Wow, kesempatan yang langka.
            Dimulailah aksi Shella untuk mengubah segalanya. Shella remaja bukan lagi gadis kuper dan kutu buku. Melainkan gadis popular dan manis. Shella bisa menyalurkan bakat menyanyi dan basketnya. Pacaran dengan cowok popular di sekolah. Namun, benarkah perubahan itu akan menjadikan Shella gadis yang lebih baik? Hal itu lah yang Shella belum tahu.
            Setelah membaca buku ini saya menjadi tahu alasan buku ini masuk dalam genre young adult. Karakterstik tokoh Shella yang macam ababil inilah yang menjadikan Shella walau sudah bekerja tapi terkesan seperti remaja. Sebagai anak tunggal Shella dianugerahi sifat manja. Mungkin dari sifat manja ini lah Shella punya pikiran macam-macam mengenai kehidupannya yang dirasa kurang berhasil. Entahlah saya kurang bisa menyukai tokoh Shella karena dia seperti anak kecil. Selalu saja di mata Shella segalanya jelek. Yah, mau bagaimana lagi sulit kalau menghadapi anak manja.
            Sudah terlihat sih akhir buku ini akan seperti apa. Hanya saja saya lumayan menikmati perjalanan masa lalu Shella. Lika-liku Shella dalam mengubah masa lalunya pun ditulis dengan baik oleh penulis. Dan bisa dipastikan bahwa cara penulis bercerita sangat enak untuk diikuti. Walaupun cerita buku ini datar-datar saja lumayan lah dengan gaya penulisan yang baik.
            Jelas, banyak sekali pesan moral dalam buku ini. Semua manusia pasti menyadari walau segimana inginnya mengubah takdir/nasip di masa lalu. Pada akhirnya semua akan bertanya-tanya apakah menjadi kesalaha baru ketika kita mengubah semuanya? Manusia itu memag ribet ya, selalu pengin enaknya saja. He he he
            Well, sebagai bacaan ringan buku ini bagus. Perjalanan masa lalu Shella yang penuh lika-liku pantas untuk diikuti. :)

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com