Selasa, 31 Mei 2016

[Review] My Better Half

0


Judul : My Better Half
Pengarang : Indah Hanaco
Penerbit : PT Elex Media Komputindo 
Tebal : 306 Halaman
Tahun Terbit : Cetakan I, 2014
Kategori : Fiksi, Romance
Harga : Rp.54.800,-
ISBN : 978-602-02-5344-2
Ratingku : 3/5

            Maxim, perancang sepatu prewalker yg baru saja diberi gelar sebagai Bujangan Paling Diidamkan versi sebuah majalah gaya hidup. Nyaris selalu cemberut, penderita caffeine use disorder, sangat fokus pada pekerjaan, dan memiliki ego sebesar semesta. Kendra, gadis muda yang memiliki masa lalu yang berjalinan ala benang kusut. Bercita-cita menjadi seorang akuntan namun malah berakhir sebagai pegawai di sebuah biro jodoh dengan klien para selebriti. Seorang ambidextrous dan memiliki ibu penderita skizofrenia. Mereka bertemu karena acara Dating with Celebrity, berselisih dalam banyak episode, berdamai hanya untuk sekedip, hingga berakhir dengan perasaan cinta yang menyiksa. Bagaimanakah mereka mencari jalan keluar jika masing-masing terlalu menahan diri dan gamang mengambil keputusan? Akankah kisah mereka menemukan takdir bahagia atau tetap berada di area abu-abu yang hanya memberi penderitaan?

***************

            Novel ini bercerita tentang Kendra dan Maxim yang dipertemukan dalam acara Dating with Celebrity. Maxim yang ogah-ogahan untuk mengikuti acara TV tersebut menolak keras ketika Kendra membujuknya. Ada saja alasan yang diberikan oleh Maxim. Seperti Kendra yang tidak menganggap Maxim penting lah karena datang terlambat dalam pertemuan mereka. Acara TV bodoh lah. Acara yang tidak ada manfaatnya dan omong kosong belaka. Namun, Kendra yang sama-sama keras kepala pun tidak mau kalah. Kendra dengan gigih membujuk Maxim. Hingga cara yang mustahil sekalipun.
            Sejujurnya saya sangat menyukai hubungan Maxim dan Kendra di awal cerita. Perasaan benci masing-masing sangat kuat terasa. Bagaimana Maxim dan Kendra sama-sama ngotot dengan pendapatnya. Saling mengejek dan usil satu sama lain. Hingga hubungan mereka membaik dan mulai tumbuh benih-benih cinta.
            Saya merasa tulisan Indah Hanaco di sini sangat terasa sekali seperti membaca novel-novel Historical Romance. Yang bagi saya bukan hal baik. Entahlah. Saya kurang menikmati semua dialog yang ada di buku ini. Berasa kaku dan kurang mengalir. Jatuhnya, saya datar-datar saja ketika sampai pada bagian Maxim yang mulai menaruh hati pada Kendra. Semua kata-kata Maxim terasa terlalu keju banget. Dan berlebihan.
            Yah, semoga sih buku-buku Indah Hanaco yang lainnya bisa lebih baik lagi. Karena masih banyak judul-judul yang mengantri untuk saya baca.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com