Minggu, 31 Juli 2016

[Review] Red Queen

0


Judul : Red Queen (Red Queen #1)
Pengarang : Victoria Aveyard
Penerjemah : Shinta Dewi
Tahun Terbit : Cetakan I, April 2016
Penerbit : Noura Books
Jumlah Halaman : 524 hal
Kategori : Remaja, Romance, Young Adult, Fantasi, Sci-Fic
Harga : Rp. 84.000,-
ISBN : 978-602-385-062-4
Rating : 4/5
Bisa dibaca secara gratis melalui aplikasi @iJakarta

Sinopsis

            Kupandangi kedua tanganku, lenganku, mengagumi saat petir menyulut tubuhku. Pakaianku terbakar, gosong oleh panas api, tetapi kulitku tak berubah.  Semuanya salah. Aku masih hidup. Ajang Pemilihan Ratu Kaum Perak telah menguak kekuatan luar biasa yang tersembunyi dalam diri Mare. Dia pun dijodohkan dengan pangeran berdarah perak dari Kerajaan Norta. Mungkin kau anggap kisah ini akan berakhir manis; putri dan pangeran hidup bahagia selama-lamanya. Tapi, tunggu dulu. Masalahnya, Mare adalah Kaum Merah—tidak seharusnya bersatu dengan Kaum Perak. Selama ini Kaum Merah hidup di bawah bayang-bayang kekuasaan Kaum Perak, menjadi sasaran empuk kekuatan supernatural Kaum Perak. Kenyataan yang sangat dibenci Mare. Kekejaman Kaum Perak telah membuat orang-orang yang dia sayangi mati sia-sia. Sebagai tunangan pangeran Perak, kini dia memiliki kesempatan langka. Inilah saatnya memulai perlawanan, apa pun risikonya. Tapi, mampukah dia melawan perasaan yang mulai tumbuh di hatinya?


************

Review

            Novel fanstasi adalah salah satu genre favoritku. Sejak menamatkan buku Cinder yang ada di pikiran saya adalah keinginan untuk selalu menimbun membaca novel fantasi. Dan, ketika melihat kover Red Queen yang begitu cantik menjadi poin plus sendiri karena semakin membuat saya penasaran untuk baca. Beruntung, saat ini saya punya kesempatan untuk membaca novel sekeren Red Queen.
Dalam dunia Red Queen, kaum manusia terbagi menjadi 2, yaitu Kaum Merah dan Kaum Perak. Kaum Perak sang penguasa dan Kaum Merah sebagai kaum yang ditindas. Bagian perkenalan yang menggambarkan sifat tokoh utamanya yang sinis dengan keadaan dunianya langsung membuat saya jatuh cinta. Ya, saya jatuh cinta pada tokoh Mare. Mare sangat sinis. Mare marah dengan keadaan yang menimpa Kaum Merah. Kesetaraan sesama kaum sepertinya belum akan terjadi. Hal ini yang membuat Mare sinis. Kaum Merah dan Kaum Perak memang berbeda. Selain status sosial yang membedakan mereka, warna darah dan kekuataan super yang dimiliki Kaum Perak. Tetapi, apakah Kaum Merah berhak untuk selalu ditindas? Itulah perasaan marah Mare. Sejak kecil Mare ingin ada perubahan dari Kaumnya. Setidaknya walau tidak seberuntung Kaum Perak, siapa yang mau menjadi budak?
            Alur cerita pada Red Queen sedikit banyak mengingatkan saya pada novel Cinder. Walau sebenarnya sama sekali tidak mirip 100%. Hanya saja pertemuan Mare dengan Cal—putra mahkota Perak, membuat saya langsung mengingat pertemuan Cinder dan Pangeran Kai. Yah, selebihnya sih hampir tidak mirip. Banyak sekali hal-hal yang berbeda, tentunya.
                Saya sangat menikmati membaca Red Queen. Walau fokus cerita bukan ke hal-hal yang romantis, tentu saja mereka kaum budak tentunya yang ada di pikiran mereka merdeka dulu! Saya selalu berharap ada kemajuan berarti antara Cal dan Mare. Minimal, ada getar-getar cinta walau sedikit. Dan semakin kandas harapan saya ketika penulis lebih memilih menjodohkan Mare dengan Pangeran Maven—adik Cal. Perkembangan cerita yang ditulis menurutku sangat sinting. Bagaimana bisa Mare, Kaum Merah, mempunyai kekuatan super yang seharusnya dimiliki oleh Kaum Perak? Mengapa Mare bisa kebal ketika terkena aliran listrik? Hal ini lah yang menjadikan situasi Mare pelik. Raja Perak yang tidak ingin dunia tahu Kaum Merah mempunyai kekuatan menjadikan Mare sebagai putri dari Bangsawan Perak yang hilang. Walau ceritanya super sinetron berat, alurnya semakin memanas ketika diketahui bahwa ada alasan lain mengapa Mare dijadikan tunangan sang Pangeran Perak. Mare sebagai peredam pemberontakan Kaum Merah yang sudah terjadi. Kaum Perak sudah merasakan getaran pemberontakan dari Kaum Merah yang semakin dekat ke ibukota.
Plotnya sendiri sudah hampir tertebak ketika pemberontakan Kaum Merah dimunculkan. Inilah saatnya setelah sekian lama tertindas Kaum Merah bangkit. Kaum Merah memilih berjuang daripada tertindas selama ratusan tahun. Saya mulai menduga-duga apakah nanti Kaum Merah yang mempunyai kekuatan seperti Mare akan bertambah seiring waktu. Dan, membuat saya bertanya-tanya kapan mereka akan muncul? Pikiran tersebut langsung terlupakan ketika di akhir buku saya dikagetkan dengan twist yang diberikan penulis. Yang ada di pikiran saya hanyalah kok bisa-bisanya penulis punya ide seperti itu? Rasanya saya seperti dijatuhkan dari awan, perasaan tertinggal hanyalah sesak di dada. Ok, agak lebay. Dan, sialnya lagi super membuat saya penasaran dengan buku ke-2 seri Red Queen.
Sudah lama rasanya bisa membaca novel fantasi sekeren Red Queen ini. Semoga saja saya masih bisa berjodoh untuk bisa menamatkan seri Red Queen ini. Petualangan Mare masih baru dimulai. Saya sangat menantikan kejutan apa lagi yang nantinya akan diberikan oleh penulis. Dan, bagi yang belum membaca novel ini, tunggu apa lagi? Segera sempatkan waktumu untuk membacanya. Selamat membaca.
           


Red Queen series :
1.      Red Queen (Red Queen #1)
2.      Glass Sword (Red Queen #2)
3.      King's Cage (Red Queen #3)


0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com