Kamis, 29 September 2016

[Review] Pulang

0



Judul : Pulang
Pengarang : Leila S. Chudori
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Kategori : Fiksi Sejarah, Romance
Tebal : 464 halaman
ISBN : 9789799105158
Harga : Rp. 70.00,-
Rating : 4/5
Dapat dibaca secara gratis di aplikasi iKaltim

Paris, Mei 1968.
Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto
Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas. Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di sana.
Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris bersama tiga kawannya: Nug, Tjai, dan Risjaf—mereka berempat disebut Empat Pilar Tanah Air—Dimas, terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia satu persatu tumbang, dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan Peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari—isteri Hananto—yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.
Mei  1998.
Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinan dengan Vivienne Deveraux, menyatakan keinginannya untuk ke Indonesia dan merekam pengalaman keluarga korban tragedi September 30 sebagai tugas akhir kuliah. Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya. Bersama Segara Alam, putera Hananto Prawiro, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
Pulang adalah sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: Indonesia 30 September 1965, Prancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998.

********

Membaca novel bergenre Historical Fiction memang jarang saya lakukan. Saya sendiri ragu ada tidak yang sudah dibaca. Makanya ketika ada tantangan membaca buku-buku fiksi sejarah saya sempat kebingungan. Untungnya ketika mencari saya diberitahu bahwa novel Pulang adalah bergenre fiksi sejarah.
Banyak sekali yang saya dapatkan dari membaca novel Pulang. Dari novel ini saya merasakan bagaimana suasana mencekam Indonesia dulu. Dan, sejarah Indonesia memang benar-benar sesuram yang sudah diceritakam buku-buku sejarah yang saya baca sewaktu masih di bangku sekolah.
Seperti blurp di belakang novel ini ada tiga setting yang digunakan Indonesia pada tahun 1968, Paris tahun 1968 dan Indonesia 1998. Suasana mencekam ketika isu kemunculan Partai Komunis di Indonesia.
Bagi beberapa orang mungkin peristiwa G30S hanya peristiwa yang dibaca dari buku sejarah. Berbeda dengan seseorang yang mengalami langsung imbas dari peristiwa tersebut. Contohnya para keluarga yang memiliki hubungan dengan para anggota PKI. Bukan sesuatu yang baik ketika setiap hari merupakan teror.
Seram. Itulah yang saya rasakan. Saya pribadi ragu apakah saya tidak akan menjadi tukang menuduh seperti kebanyakan orang. Para keluarga yang memiliki hubungan darah dengan PKI selalu masih dihubung-hubungkan. Walau aslinya mungkin mereka tidak tahu apa pun. Kesalahan mereka cuma satu. Memiliki hubungan darah. Tapi perlakuan masyarakat Indonesia sangat tidak adil. Saya merasakan kesedihan mereka. Saya sangat merasakan ketidakadilan yang dirasakan mereka. Mereka sama-sama warga Indonesia tapi diskriminasi masih selalu ada. Hal ini lah yang diangkat oleh penulis. Para korban yang tidak berdaya di hadapan para penguasa. Walau ironisnya zaman sekarang pun masih ada. 
Adalah Dimas, Risjaf, Nugroho dan Tjai. Empat pemuda yang berprofesi sebagai wartawan yang kebetulan sedang melakukan pertemuan di luar negeri ketika Indonesia sedang bergejolak. Entah dikatakan nasib baik atau buruk ketika mereka berempat terdampar di negeri orang daripada mati di negeri sendiri. Mereka berempat saling bahu-membahu dan menguatkan masing-masing untuk saling bertahan. Harapan mereka semua hanya satu, pulang di saat yang tepat ketika Indonesia dirasa aman. Namun, mereka tahu harapan itu sulit diwujudkan. Mereka harus menunggu puluhan tahun hanya untuk pulang. Mereka hanya bisa menggenggam harapan tipis itu. Dan, demi menutup rasa rindu mereka, didirikan lah restoran Tanah Air. Agar Paris tidak terasa sesak. Ketika rindu kampung halaman mendera.
Ah, membaca novel Pulang membuat saya terharu. Adakalanya saya tehibur dengan kelakuan 4 sekawan yang katakanlah nyeleneh. 
Yang membuat saya bingung dan merasa aneh mungkin dari sudut pandang yang digunakan penulis. Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Banyak sekali sudut pandang orang pertama yang dimunculkan. Yang menurut saya malah jatuhnya seperti dipaksakan. Terlalu banyak membaca dari banyak sudut pandang membuat saya seperti membaca jurnal. Apa lagi tiap pergantian sudut pandang, gaya bahasa yang digunakan pun juga berbeda. Entahlah, itu mungkin seninya sang penulis.
Bagian yang saya sukai ketika cerita sampai pada tahun 1998. Dimana menceritakan tentang generasi kedua para korban peristiwa G30S. Saya sangat menyukai ketika tokoh Lintang Utara, putri Dimas, dimunculkan. Mungkin di situlah baru konflik novel Pulang. Para 4 sekawan yang sangat merindukan Indonesia akhirnya bisa mengirim seseorang untuk menjadi mata mereka. 
Tokoh yang saya sukai entah kenapa adalah Segara Alam. Sejak kemunculan dia ketika berdebat dengan Lintang saya langsung jatuh cinta. Memakai istilah Dimas dan Lintang "Le Coup De Froudre". Sosok Alam langsung begitu saja mencuri hati saya.
Well, membaca novel Pulang sangat menarik bagi saya. Melihat bagaimana dulu Indonesia dari sudut pandang lain. Membuat saya lagi-lagi banyak belajar. Bahwa sejarah memang sangat penting. Bagi yang belum pernah membaca buku fiksi sejarah, novel pulang menjadi pilihan tepat untuk mencoba. Selamat membaca

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com