Sabtu, 29 Oktober 2016

[Review] Tuhan Untuk Jemima

0



Judul Buku : Tuhan Untuk Jemima
Penulis : Indah Hanaco
Halaman : 312
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Bisa dibaca secara gratis di aplikasi perpus online iJakarta

Jujur, dari awal saya kurang begitu minat membaca novel ini. Hanya karena alasan sepele sebenarnya, saya tidak menyukai judul buku ini. Terkesan sebagai novel religius. Walau aslinya tidak terlalu sih.
Jemima. Gadis yang merasa Tuhan sangat tidak adil ketika dia harus kehilangan saudara perempuan yang sangat dicintainya. Ashlyn yang meninggal karena kecelakaan membuat seluruh keluarga Jemima berubah. Jemima yang merasa kedua orangtuanya lebih mencintai kakaknya mencoba menenangkan diri dengan mengadakan perjalanan ke Selandia Baru. Selain itu Jemima juga ingin mencari Tuhan. Dengan harapan besar Jemima ingin segera bertemu Tuhan. Agar hatinya tenang dan bisa melepas kematian Ash.
Selama di Selandia Baru, Jemima belum bisa menemukan Tuhan yang dia cari. Jemima malah menemukan teman baru. Kenneth. Pemuda aktivis lingkungan yang tergabung dalam Sea World Conservancy yang tidak percaya Tuhan.

*******

Saya cukup menikmati kisah Jemimaa dan Kenneth. Perjalanan dua remaja yang mencari keberadaan Tuhan. Cukup menginspirsi. Terlebih ketika akhirnya keduanya menemukan dimana keberadaan Tuhan yang selama ini mereka cari.
Awalnya saya tidak menyangka konflik kematian Ash akan dibahas lebih dalam oleh penulis. Saya pikir cerita hanya akan berkelumit antara Jemima dan Kenneth saja. Cukup mengejutkan karena saya tidak landa kebosanan ketika satu per satu misteri kematian Ashlyn terungkap. Tapi karena memang bukan buku misteri tidak ada hal-hal yang terlalu mendalam digalih oleh penulis.
Ada hal-hal yang bikin risih saat saya membaca buku ini. Digambarkan oleh penulis bahwa Jemima terlahir dalam keluarga yang memiliki perbedaan agama. Ayahnya beragama Kristen dan Ibunya beragama Islam. Kedua orangtua Jemima menyerahkan secara sepenuhnya masalah agama ini kepada anaknya masing-masing. Sungguh ketika saya membacanya sangat kesal. Kenapa harus ada cerita seperti ini sih? Kenapa perbedaan agama ini harus disebutkan segala? Namun, seiring saya menyelesaikan novel ini saya sedikit mengerti apa yang ingin penulis coba sampaikan. Bahwa tidak baik ketika seorang anak tidak mendapat bimbingan dari orangtua. Dalam hal apa pun. Khususnya agama. Jemima yang masih remaja labil dipusingkan untuk memilih agamanya sendiri. Padahal jika kedua orangtuanya memberi bimbingan Jemima akan lebih terarah. Jemima tidak akan kebingungan. Karena sejatinya memang seorang remaja masih dalam tahap proses pencarian jati diri. Jika tidak mendapat bimbingan yang benar, akan seperti apa jadinya nanti?
Selain itu, saya suka sekali ketika penulis menyisipkan info-info penting mengenai hal-hal yang diharamkan dalam Islam. Di sini penulisan membeberkan dengan baik alasan ilmiah kenapa ada beberapa yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Sangat menambah ilmu. Saya sebagai seorang muslim merasa terpecut ketika baru mengetahui informasi yang harusnya dimiliki oleh semua umat muslim.
Well, saya cukup terhibur setelah menamatkan buku ini. Walau bagian tentang aktivis lingkungan tidak lebih dalam digalih saya cukup menikmati. Novel ini sangat inspiratif. Selamat membaca.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com